Penulis: Josephus Primus | Editor: Josephus Primus
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi
KOMPAS.com - Rudal jelajah siluman (stealth) China ujung-ujungnya menuai masalah. Menurut fakta persidangan di pengadilan Hawaii, Noshir Gowadia adalah orang di balik layar yang menjual informasi rahasia sistem propulsi pesawat pengebom B-2 milik Uwak Sam ke China. Nah, sistem di rudal China itulah yang dianggap "mengutip" kecanggihan B-2.
Gowadia, warga AS keturunan India pada akhirnya mesti menerima vonis 32 tahun penjara. Menurut Jaksa Ken Sorensen, hukuman itu setimpal dengan perbuatannya, menjual rahasia negara. Gowadia dituduh pergi ke China antara 2003 dan 2005 ketika merancang rudal yang bisa menghindar dari deteksi radar. Dia dituding menerima bayaran sekitar 110.000 juta dollar AS (Rp 990 juta). Sebagian uang tersebut digunakan untuk melunasi sebuah rumah mewah di Pulau Maui.
Gowadia, warga AS keturunan India pada akhirnya mesti menerima vonis 32 tahun penjara. Menurut Jaksa Ken Sorensen, hukuman itu setimpal dengan perbuatannya, menjual rahasia negara. Gowadia dituduh pergi ke China antara 2003 dan 2005 ketika merancang rudal yang bisa menghindar dari deteksi radar. Dia dituding menerima bayaran sekitar 110.000 juta dollar AS (Rp 990 juta). Sebagian uang tersebut digunakan untuk melunasi sebuah rumah mewah di Pulau Maui.
Dalam pembelaannya, terdakwa menyatakan dia hanya memberikan informasi yang bukan tergolong rahasia dan tersedia bebas. Namun, Hakim Susan Oki Mollway menyatakan Gowadia melanggar janji kesetiaan kepada Amerika Serikat. "Dia dinyatakan terbukti bersalah memasarkan teknologi mahal kepada negara asing demi keuntungan pribadi," kata hakim.
Keluarga Gowardia mengatakan tim pembelanya berencana untuk mengajukan banding atas hukuman. "Ayah saya tidak akan pernah melakukan apa pun yang sengaja untuk merugikan negara ini,' kata putra terdakwa, Ashton, seperti dikutip kantor berita AP pada Selasa (25/1/2011).
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar