Editor: Fikria Hidayat
KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYATSeorang bocah bersama orangtuanya berada di antara kerumunan warga menyaksikan jalannya tradisi Seren Taun Guru Bumi di Kampung Budaya Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Minggu (23/1/2011).
BOGOR, KOMPAS.com — Ratusan warga antusias mengikuti jalannya tradisi Seren Taun Guru Bumi di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2011). Sejak pagi mereka memadati jalan desa tempat dimulainya arak-arakan hasil panen bumi (helaran dongdang) menuju Kampung Budaya Sindang Barang.
Warga dari berbagai RT membuat tandu yang diisi dengan aneka buah, sayuran, dan padi secara swadaya. Tandu dihias sedemikian rupa. Ada pula yang membuat patung hewan yang terbuat dari buah-buahan. Arak-arakan menempuh rute sekitar 1 kilometer menuju kampung budaya melintasi kawasan permukiman penduduk dan persawahan.
Ketika tiba di kampung budaya, dongdang atau hasil bumi tersebut diperebutkan (parebut) oleh warga yang mengikuti jalannya tradisi tersebut. Meskipun berdesakan saat berebut, mereka rela melakukannya karena meyakini akan mendapat berkah jika mendapatkannya.
Acara puncak tradisi suku Sunda sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen ini ditandai dengan memasukkan padi ke dalam lumbung Ratna Inten. Para kokolot atau tetua adat secara bergiliran memasukkan padi disaksikan ratusan warga.
Enam hari lamanya sejak Selasa (18/1/2011), Seren Taun berjalan hingga sampai pada puncaknya hari ini. Tradisi ini tidak hanya diisi kegiatan seni dan budaya, tapi juga dilaksanakan bakti sosial dan siraman rohani.
Kemarin, Sabtu (22/1/2011), sudah digelar sedekah kue yang diikuti masyaratat setempat. Mereka mengikuti selamatan atau doa oleh para kokolot atau sesepuh adat lalu berebut kue yang disiapkan di tengah lapangan. Warga dari berbagai usia rela berdesakan berebut kue.
Foto lengkap di: KOMPAS IMAGE
S
Ketika tiba di kampung budaya, dongdang atau hasil bumi tersebut diperebutkan (parebut) oleh warga yang mengikuti jalannya tradisi tersebut. Meskipun berdesakan saat berebut, mereka rela melakukannya karena meyakini akan mendapat berkah jika mendapatkannya.
Acara puncak tradisi suku Sunda sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen ini ditandai dengan memasukkan padi ke dalam lumbung Ratna Inten. Para kokolot atau tetua adat secara bergiliran memasukkan padi disaksikan ratusan warga.
Enam hari lamanya sejak Selasa (18/1/2011), Seren Taun berjalan hingga sampai pada puncaknya hari ini. Tradisi ini tidak hanya diisi kegiatan seni dan budaya, tapi juga dilaksanakan bakti sosial dan siraman rohani.
Kemarin, Sabtu (22/1/2011), sudah digelar sedekah kue yang diikuti masyaratat setempat. Mereka mengikuti selamatan atau doa oleh para kokolot atau sesepuh adat lalu berebut kue yang disiapkan di tengah lapangan. Warga dari berbagai usia rela berdesakan berebut kue.
Foto lengkap di: KOMPAS IMAGE
S
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar