CBM untuk Kurangi Konsumsi BBM
Penulis: Evy Rachmawati | Editor: I Made Asdhian
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Menurut Direktur Energi Primer PT PLN Nur Pamudji pada Jumat (18/2/2011) di Jakarta, untuk tahun 2011, produksi CBM baru pada tahap awal. Setelah tahap pengeboran lapisan batu bara yang banyak mengandung air, pemompaan dilakukan. Pada tahap ini air keluar bersama dengan CBM, tetapi volumenya sedikit, sekitar 1 juta standar metrik kaki kubik per hari (MMSCFD).
Nur Pamudji memperkirakan, hasil produksi CBM baru mampu membangkitkan sekitar 5 megawatt ke bawah per lokasi. "Untuk bisa memproduksi dalam jumlah banyak, kemungkinan baru dua sampai tiga tahun ke depan. Karena kapasitas daya yang dihasilkan relatif kecil, kami akan memasukkan ke jaringan distribusi saja untuk mengurangi pemakaian diesel," katanya.
Sejauh ini, pihaknya belum membicarakan soal harga jual CBM untuk listrik dengan para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Karena belum ada kepastian jumlah pasokan yang dihasilkan, perseroan itu berharap harga CBM lebih murah dari harga gas. Kalau kapasitas produksi sudah penuh, harganya akan disamakan dengan harga gas pada umumnya.
"Dengan adanya CBM, ini berarti ada tambahan cadangan gas nasional. Ini bisa untuk pengganti solar," ujarnya.
Karena sebagian besar cadangan CBM berada di Kalimantan, sebagian hasil produksi gas nonkonvensional itu akan dimanfaatkan untuk sistem kelistrikan di Kalimantan. Hasil produksi CBM juga akan dikirimkan ke Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua dengan memakai mini gas alam cair atau LNG kapasitas kecil, sekitar 200 MMSCFD.
Sent from Indosat BlackBerry powered by
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar