Kisah Hikmah Dari Masjid Nabawi  








Shalat Ashar berjamaah baru saja berlangsung di Masjid Nabawi. Biasanya,
setelah itu Rasulullah saw dan para sahabat akan lama berzikir dan
berdoa. Namun, di hari itu, begitu mengucapkan salam, nabi langsung
berdiri lalu, dengan tergesa-gesa, melangkahi pundak jamaah untuk menuju
rumah beliau yang menyatu dengan masjid.

Beberapa saat berlalu, nabi kembali. Melihat keheranan jamaah di
depannya, Rasulullah bersabda, ''Aku teringat ada beberapa keping emas
di tangan kami. Aku tak suka terus memikirkannya, sehingga kusuruh
segera dibagikan saja kepada yang berhak.'' (HR Bukhari).

Kisah ini memberi dua hikmah. Pertama, nabi selalu membagikan titipan
kepadanya, yakni zakat, sesegera mungkin. Beliau enggan menundanya meski
semalam, atau membiarkan hak rakyat menumpuk di kas negara, sementara
masih banyak fakir miskin di sekelilingnya. Kedua, setinggi apa pun
pahala berzikir, itu tetaplah amalan sunnat. Kewajiban harus didahulukan
dan mustahil diganti dengan amalan sunnat sebanyak apa pun. Sebagai
misal, dalam shalat subuh, bila seseorang terlambat bangun, dia harus
tetap mengerjakannya saat terjaga. Shalat dhuha tidak bisa
menggantikannya.

Sayangnya, banyak manusia tidak meneladani secara kaffah 'total'
perjalanan hidup nabi. Mereka memang giat berzikir, sesuatu yang sangat
dianjurkan, bahkan tahan berjam-jam dalam majelis yang khusus dibuat
untuk itu. Namun, mereka melalaikan begitu banyak kewajiban.
Padahal, makin banyak umat Islam yang gagal memenuhi kebutuhan hidup.
Yang lemah iman menjadi tergoda gerakan misionaris hingga berpindah
agama. Sayangnya pula, dana badan amil zakat menumpuk hingga bermiliar
rupiah. Pertanggungjawaban penyaluran minim, bahkan sangat mungkin
diselewengkan justru oleh orang-orang yang sanggup berjam-jam berzikir
dan berdoa seusai shalat.

Ada kesan mereka tertimpa wah dan 'cinta dunia dan takut mati', sehingga
memilih aktivitas yang tidak dimusuhi kaum kafir. Padahal, hanya
menambah kemakmuran rakyat lewat penyegeraan pembagian zakat, nabi saja
langsung meninggalkan zikir, doa, dan shalat rawatib. Apalagi, untuk
menyelamatkan nyawa dan aqidah ratusan juta umat Islam, tentu lebih
besar dan mendesak lagi pelaksanaan kewajiban itu.


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Rsunara.Com © 2013. All Rights Reserved. Share on Blogger Template Free Download. Powered by Blogger
Top