Pemerintah Minta Kenaikan Harga Cabai Tak Dibesar-besarkan
Rabu, 22 Desember 2010 | 22:26 WIB
KOMPAS/RIZA FATHONI
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berharap kondisi kenaikan harga cabai tidak dibesar-besarkan. Menurut pemerintah kenaikkan harga cabai yang terjadi akhir-akhir ini, dipengaruhi cuaca ekstrem.
"Pada waktu lebaran turun hampir 40 persen, enggak ada yang ngomong, petaninya menjerit, diam, mereka menderita sendiri. Sekarang naik 20 persen ribut semuanya," ujar Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, usai menghadiri Rapat Kordinasi ketahanan pangan, di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (22/12/2010).
Menurutnya, kenaikan harga cabai yang terjadi seperti akhir-akhir ini, bukan disebabkan karena gagal panen. Pemicu naiknya harga cabai lebih merupakan kondisi iklim yang masih esktrim. Kata dia, kondisi cuaca ekstrim ini pulalah yang berdampak pada produksi komoditas pangan lainnya seperti beras.
"Enggak ada kegagalan panen, yang ingin kita cover iklim ekstrem ini menurunkan produktivitas, menurunkan produksi tapi tidak menyebabkan kegagalan panen, itu pelajaran harga di 2010 dan kita harus memberi apresiasi kepada petani, mereka berusaha semaksimal mungkin melakukan adjustment terhadap perubahan iklim. Jadi kalau hujan deras seperti ini cabai busuk, harga naik, nanti kalau panen harga jatuh lagi," ujarnya.
Terkait cuaca ektrem yang berdampak pada kenaikan harga komoditas pangan, Inpres mengenai adaptasi perubahan iklim, diharapkanya, dapat segera dirampungkan dan diberlakukan sebagai bentuk dukungan bagi para petani.
"Makanya Inpres adaptasi perubahan iklim itu kita dorong sepenuhnya supaya langkah yang sudah diambil petani, kita bantu supaya mereka juga mendapatkan support untuk melakukan itu," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, bahwa APBN 2011, pemerintah menganggarkan dana ketahanan pangan sebesar Rp 3 triliun. Dana ini akan digunakan untuk menambah cadangan beras sebesar Rp 1 triliun, stabilisasi harga pangan Rp 1 triliun, dan ketahanan pangan Rp 1 triliun.
Ditambahkannya, bahwa Menteri Keuangan, mengindikasikan dana ketahanan pangan masih dapat ditambah. "Menkeu memberi indikasi kalau masih kurang masih bisa ditambah lagi," jelasnya.
Selanjutnya, dirinya juga mengatakan bahwa petani yang mengalami gagal panen akan diberi ganti rugi. Dananya sendiri, menurutnya, berasal dari dana ketahanan pangan tersebut.
"Begitu dia gagal panen kita ganti, bagaimana kalau gagal panen income-nya kita ganti, kita sebarkan teknologi yang sesuai perubahan iklim saya punya benih tahan basah tahan kering," jelasnya. (Srihandriatmo Malau)
Editor: Erlangga DjumenaDibaca : 634
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar