RUSIA-INDIA
Rusia-India Kerja Sama Pertahanan Nuklir


Shutterstock
Pembangkit listrik tenaga nuklir
NEW DELHI, KOMPAS.com — Rusia dan India, Selasa (21/12/2010), menyetujui kontrak untuk mengembangkan pesawat tempur generasi kelima dan menandatangani perjanjian memperluas kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir milik India.
Perjanjian pertahanan dan nuklir itu ditandatangani Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang diperkirakan berusaha keras melakukan lobi kepada mantan sekutunya untuk tetap loyal pada jet tempur dan reaktor buatan Rusia dibanding yang ditawarkan Barat.
Menurut sebuah pernyataan, kedua negara akan bekerja sama dalam proyek mendesain pesawat tempur dan telah setuju mengembangkan generasi ketiga dan keempat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) India di negara bagian sebelah selatan Tamil Nadu.
Rusia sudah menjadi mitra dekat India di bidang ekonomi dan politik sejak masa Uni Soviet dan memonopoli pasar pertahanan India selama beberapa dekade.
Namun, New Delhi ingin mengurangi ketergantungannya hanya pada satu negara untuk mencerminkan pengaruhnya di tingkat dunia.
Para pemimpin dari Inggris, Amerika Serikat, Perancis, China, dan Rusia, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sudah mengunjungi India dalam enam bulan terakhir demi mengamankan kontrak kerja sama dengan India senilai total sekitar 50 miliar dollar AS.
Medvedev didampingi delegasi para pemimpin bisnis dalam jumlah besar melangsungkan pembicaraan dengan Perdana Menteri Manmohan Singh dan pemimpin Partai Kongres, Sonia Gandhi, pada Selasa di New Delhi.
Seusai pembicaraan bisnis, delegasi Rusia kemudian mengunjungi Taj Mahal di Agra dan ibu kota India, Mumbai, pada hari Rabu.
"Kami akan selalu berhubungan dengan Rusia. Namun, mereka bukan lagi menjadi satu-satunya penguasa di sini," kata seorang pejabat senior Pemerintah India yang namanya menolak dicantumkan.
Rusia memandang India sebagai penyeimbang China dan sekutu potensial di Afganistan. Hubungan India-AS yang ditandai dengan kesepakatan pengembangan nuklir sipil membuat Rusia tidak nyaman.
New Delhi tampaknya berupaya untuk mencari dukungan kuat dari Rusia terkait ambisinya untuk mendapat kursi permanen dalam DK PBB yang direncanakan untuk ditambah, mengikuti pernyataan dukungan dari Paris dan Washington dalam beberapa bulan belakangan.
ANT, REUTERS
Sumber :
Editor: Benny N JoewonoDibaca : 849

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Rsunara.Com © 2013. All Rights Reserved. Share on Blogger Template Free Download. Powered by Blogger
Top